Artikel
__ INDAHNYA
PANORAMA KOTAKU __
‘Bondowoso
indah permai dilingkungi gunung-gunung meninggi, hawa sejuk dingin menyegarkan banyak
pemandangan asri...’
Syair lagu diatas sudah tak asing
lagi bagi kita warga Bondowoso. Apalagi
syair lagu diatas dengan jelasnya menggambarkan keindahan alam yang kota ini
miliki. Bagaimana tidak, disekeliling kota ini berdiri gunung-gunung besar yang
kokoh, seakan-akan menjadi pagar kota kita. Mulai dari tempat-tempat wisata yang eksotis hingga yang memutar kembali
ingatan kita tentang adanya masa prasejarah tersebar di segala penjuru kota ini.
Meskipun
tak ada hamparan laut biru yang menghiasi sudut-sudut kota kecil ini, namun didalamnya
dapat kita temui beragam tempat wisata yang tak kalah menarik dengan tempat-tempat
wisata yang ada di kota lainnya, hal tersebut menjadi salah satu keuntungan
tersendiri bagi kita para warga kota Bondowoso. Karena banyak sekali wisatawan
lokal maupun mancanegara yang sengaja berkunjung untuk menikmati pemandangan
alam yang ada di kota kita ini.
Terdapat
bermacam-macam tujuan wisata di kota ini, seperti wisata alam, wisata religi,
wisata budaya, agro wisata atau wisata industri sampai wisata sejarah sekalipun
tersebar hingga daerah-daerah terpencil di kota ini.
Wisata
alam yang terdapat di Bondowoso ini bisa dibilang cukup banyak mulai dari Kawah
Ijen yang berbatasan langsung dengan Banyuwangi sampai Pemandangan Arak-Arak
diantara Bondowoso dan Probolinggo.
Tempat
wisata alam pertama yang menjadi salah satu favorit wisatawan adalah “KAWAH
IJEN”. Kawah Ijen berada tepat di puncak Gunung Ijen yang merupakan salah
satu rangkaian gunung berapi di Jawa Timur. Kawasan wisata yang terletak di dua
kabupaten sekaligus yakni Kabupaten Bondowoso dan juga Kabupaten Banyuwangi.
Waktu yang paling sesuai untuk menikmati keindahan tempat wisata ini adalah
ketika pagi hari, yakni ketika sang surya secara malu-malu muncul di ufuk timur
atau bahasa kerennya sunrise. Pemandangan di sekitar kawah yang
hijau kebiruan ditambah cahaya kemerahan mentari yang memantul dikawah membuat
semakin eksotisnya tempat ini. Meskipun jalan setapak dan
tebing-tebing terjal harus dilewati namun semua rasa lelah dan letih akan
perlahan menghilang dari tubuh kita ketika sudah mencapai puncak gunung,
pemandangan-pemandangan yang begitu menakjubkan langsung menyambut kita dengan keindahannya.
Hawa dingin yang membaur dengan aroma belerang yang sangat menyengat membuat
para pengunjung sebaiknya menggunakan baju tebal dan juga masker agar tidak
kedinginan dan tidak terlalu banyak menghirup asap belerang yang beracun bagi
tubuh. Selain kawah yang sangat indah terdapat juga penambangan belerang yang
sangat unik sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. Sayangnya perhatian
Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso terhadap tempat wisata ini sangat kurang
sehingga sebagian besar wilayah Kawah Ijen dikelola dengan baik oleh Kabupaten
Banyuwangi, seharusnya pemerintah terus berusaha agar tempat wisata ini tidak
berpindah tangan menjadi milik Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan.
Tempat
wisata alam yang selanjutnya adalah tempat wisata yang sangat menantang nyali
bagi siapa saja yang mencobanya, dimana lagi kalau bukan di “BOSAMBA
RAFTING” tepatnya di Desa Krocok Kecamatan Taman Krocok, merupakan tempat
wisata yang sekaligus menjadi tempat untuk mencoba salah satu cabang dari
olahraga air yakni Arung Jeram. Arus sungai yang cukup deras dan menantang merupakan
salah satu indikator penting dari jenis olahraga ini. Yang menarik dari tempat
ini selain alamnya yang masih alami juga di sepanjang bantaran sungai banyak
terdapat batu-batu besar dan juga tebing-tebing batu sehingga menambah
eksotisnya tempat ini. Tak hanya warga bondowoso saja yang datang mengunjungi
tempat ini bahkan dari luar kota banyak wisatawan yang datang untuk uji nyali
namun ada juga yang hanya untuk rekreasi biasa
karena tempatnya yang mudah untuk diakses tempat wisata ini selalu ramai
oleh pengunjung apa lagi pada saat hari
libur. Pengunjung yang yang datang berasal dari semua kalangan mulai dari
dewasa hingga anak-anak yang sudah cukup umur namun pengunjung paling banyak
berasal dari kalangan remaja yang masih memiliki semangat yang tinggi sehingga
cocok dengan kegiatan yang sangat menguji adrenalin.
Tempat
wisata selanjutnya adalah air terjun “TANCAK KEMBAR” dikatakan kembar karena terdapat dua buah air terjun yang memiliki
ukuran serta bentuk yang hampir sama. Dan menurut cerita masyarakat setempat
jika kita membasuh wajah menggunakam air terjun ini maka kita akan awet muda. Pemandangan
di sekitar air terjun sangatlah menarik ditambah lagi di tempat ini didukung
dengan adanya pusat penelitian kopi yakni kopi arabika. Gemericik air yang
jatuh dan juga suasana alam yang hijau menambah tenangnya jiwa kita ketika
berada disana. Air Terjun ini juga sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat
sebagai sarana irigasi sawah-sawah milik masyarakat. Sayangnya akses jalan untuk
mencapai tempat yang menyimpan sejuta keindahan ini sangatlah sulit, jalan
berbatu dan terkadang licin ketika musim hujan akan menemani perjalanan kita
menuju Tancak Kembar. Meskipun jalan yang harus ditempuh lumayan sulit namun
hal tersebut tidak menyurutkan semangat para wisatawan yang akan berkunjung ke
tempat wisata air terjun Tancak Kembar.
Wisata
Alam lainnya yakni “PEMANDANGAN ALAM ARAK-ARAK” yang berada di jalur antara Surabaya dan Bondowoso tepatnya
di Desa Sumber Canting Kecamatan Wringin. Letaknya yang cukup strategis berada
di jalur Bondowoso-Surabaya menjadikan tempat ini selalu ramai pada musim
liburan karena banyak wisatawan-wisatawan yang melewati tempat ini dan berhenti
sejenak sekedar foto-foto dan menikmati pemandangan alam yang sangat mempesona
selain itu udara yang segar membuat pikiran kita menjadi lebih fresh setelah
selesai menikmati pemandangan biasanya para wisatawan kembali melanjutkan
perjalanannya namun ada juga yang berhenti di warung-warung milik warga yang
menyediakan beragam makanan ringan hingga buah-buahan.
Selain
ketiga tempat wisata alam di atas ada satu lagi tempat wisata alam yang
jaraknya cukup dekat dengan tempat saya tinggal yaitu “PEMANDIAN TASNAN”.
Diantara sekian banyak tempat wisata alam yang ada di Kota Bondowoso ini
Pemandian Tasnan-lah yang paling sering saya kunjungi karena akses jalannya pun
lebih mudah dan lebih dekat.
Sebelum
kita memasuki area pemandian kita akan melewati hutan pinus yang hijau di
sepanjang jalan menuju ke tempat pemandian. Gerbang besar akan menyambut kita
untuk segera memasukinya. Setelah berada di area pemandian akan nampak beberapa
kolam renang dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda, dari yang paling
dangkal untuk anak-anak hingga yang terdalam untuk dewasa. Terdapat sebuah
tempat yang lebih tinggi dari sekitarnya seperti bukit dan disana kita dapat
menemui beragam permainan anak-anak hingga tempat duduk panjang bagi pengunjung.
Namun meskipun keindahan alamnya masih alami nampak juga beberapa kekurangan di
tempat wisata ini seperti keramik di dasar kolam terkadang ada yang pecah dan
ini dapat melukai pengunjung selain itu
banyak juga sampah-sampah yang berserakan di sekitar kolam bahkan di air kolam
sekalipun masih terdapat seperti daun-daun kering dan juga plastik pembungkus
makanan. Hutan pinus yang masih asri sangat cocok dijadikan tempat untuk
berkemah karena tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah penduduk dan nyaman
sebagai tempat untuk kegiatan tersebut.
Ada satu
lagi tempat wisata yang baru dari kota kita ini yakni “DESA WISATA”. Ternyata desa-desa yang ada di Kabupaten
Bondowoso berpotensi sebagai tempat wisata yang cukup menarik untuk kita
kunjungi. Seperti di desa Kalianyar, Sumber Kemuning, Kemirian, Gunung Sari dan Cindogo. Indahnya
pemandangan desa yang masih asri ditambah budaya masyarakat setempat yang khas
akan menemani wisata kita di Desa Wisata, selain itu kerajinan tangan
masyarakat setempat dapat menjadi salah satu buah tangan dari Desa Wisata. Ketenangan,
keindahan dan kesejukan alam desa akan membuat kita merasa betah berada di Desa
Wisata kota Bondowoso ini.
Wisata religi
yang paling terkenal dari kota kita ini adalah “PEMAKAMAN KI- RONGGO”
yang terdapat di Kelurahan Sekarputih. Raden Bagus Asra atau yang lebih di
kenal dengan nama Ki Ronggo adalah seorang tokoh yang membabad hutan yang ada
di ujung timur pulau jawa, dan kini hutan tersebut menjadi tempat kita semua
berpijak yakni Kota Bondowoso. Tanah kelahiran beliau adalah di Pulau Madura tepatnya
di kota Bangkalan. Ketika ia masih kanak-kanak di daerah asalnya yakni Madura
terjadi pemberontakan sekitar tahun 1743, demi keselamatannya dia dibawa pergi oleh
neneknya dari madura menuju ke pulau Jawa. Setelah beranjak dewasa beliau
berhasil menemukan wilayah yang cukup strategis dan sesuai untuk mendirikan
wilayah kekuasaan yang hingga saat ini disebut dengan kota ‘BONDOWOSO’ penemuan
wilayah ini terjadi kira-kira pada tahun 1794. Sekitar tahun 1854 Ki Ronggo
wafat di Bondowoso dan dikebumikan di atas bukit kecil di Kelurahan Sekarputih
Kecamatan Tegalampel yang kemudian dijadikan sebagai Pemakaman Keluarga Ki
Ronggo. Untuk mengenang jasa beliau banyak sekali peziarah yang datang unutuk
berdo’a sekaligus melihat-liahat area pemakaman yang cukup luas. Wilayah
pemakaman selalu dijaga kebersihan serta
keamanannya sehingga tidak nampak sampah yang berserakan di area pemakaman ini.
Pengunjung yang datang biasanya warga Bondowoso yang beragama islam bahkan ada
juga pengunjung yang berasal dari luar kota.
Berkenaan
dengan wisata budaya, di kota ini terdapat beragam seni budaya daerah seperti “
Tari Petik Kopi ”. Sayangnya belakangan ini sudah jarang kita temui lagi
di kalangan masyarakat, kalau ada mungkin hanya di sanggar-sanggar tari saja
kita masih dapat menemui tarian tersebut. Bahkan sedikit sekali orang yang mau
mempelajari tarian daerah tersebut. Ironisnya, diantara kita bahkan mungkin
banyak yang tidak mengetahui tarian daerah tersebut. Seharusnya kita sebagai
generasi muda bangsa mau mempelajari serta melestarikan kesenian-kesenian
daerah yang ada di tempat kita tinggal. Selain tari Petik Kopi ada juga
kesenian daerah lainnya yaitu “ Aduan Sapi ”. Kesenian ini cukup
digemari oleh masyarakat setempat, namun beberapa tahun terakhir ini kesenian
Aduan Sapi sudah tak nampak dipertunjukkan lagi di daerah-daerah Kota
Bondowoso. Padahal kesenian ini memiliki nilai seni yang cukup tinggi dan dapat
menghibur siapa saja yang menontonnya.
Selanjutnya
ialah wisata industri atau lebih dikenal dengan sebutan Agro Wisata. Meskipun
kota Bondowoso tergolong kota kecil, namun industri yang berkembang cukup
banyak seperti batik, kuningan, tahu, tape, dan lain sebagainya. Wilayah yang
terkenal dengan usaha batiknya ialah Kecamatan Maesan. Batik Maesan memiliki
corak yang khas dengan gradasi warna yang menarik sehingga membuat Batik Maesan
sangat indah. Sedangkan daerah yang terkenal dengan kerajinan kuningan ialah Kecamatan
Tapen, jika kita memasuki wilayah Kecamatan Tapen tepatnya di desa Cindogo, di sepanjang
jalan yang kita lewati akan nampak beragam bentuk kerajinan kuningan yang
sangat antik, jadi sangat disayangkan jika kita pergi ke Cindogo tanpa membeli
satu pun kerajinan kuningan yang dibuat oleh masyarakat setempat. Selain
kuningan di desa Pejaten merupakan sentral kerajinan kayu di Bondowoso, di desa
ini tersedia beragam perabotan rumah tangga dari kayu seperti lemari, kursi,
meja, dan lainnya
Kota
kita ini juga memiliki tempat Wisata Sejarah yang cukup banyak, yang mengingatkan
kita akan adanya masa dimana peradaban kuno juga berkembang pesat di kota Bondowoso
ini. Ada beberapa daerah yang memiliki situs-situs purbakala seperti di
Nangkaan, grujugan, dan Wringin. Benda-benda peninggalan masa prasejarah
tersebut banyak yang berupa dolme, dolmen adalah batu besar yang digunakan oleh
nenek moyang sebagai tempat menyajikan sesajen yang ditujukan kepada tuhan yang
mereka sembah. Selain dolmen, benda purbakala lainnya masih banyak yang
terdapat di daerah-daerah diatas. Namun karena kurangnya perhatian banyak dari
benda-benda purbakala yang ada di Bondowoso yang hampir musnah akibat kurang
perawatan.
Kita
sebagai generasi penerus harus memperhatikan serta melestarikan semua tempat
yang berpotensi sebagai tempat wisata terutama wisata sejarah yang mulai kita
lupakan di era globalisasi ini.
“Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
sejarahnya.”
Komentar
Posting Komentar