Cerpen
NAFISAH Oleh: Nihayatun Nuril A. “Kak, tolong kembali” ujar Nafisah. Gadis yang begitu aku cintai karena Allah. “ Insyaallah , aku pasti kembali dik.” “Semoga ridho Tuhan selalu menyertai langkahmu Kak.” “Amin.” Aku tersenyum getir tatkala mengingat pertemuanku dulu dengan Nafisahh, gadis pemilik hatiku yang saat ini masih berada di pesantren. Sudah dua tahun aku meninggalkan madura, kampung tercintaku. Meninggalkan ayah dan ibuku, serta meninggalkan gadis pujaanku. Aku tak sabar ingin kembali dan ingin bertemu dengan mereka, kerinduanku sudah menggebu-gebu. “ Nafisahh... Semoga dalam penantian ini kau tetap berbahagia ,” kubergumam dalam hati, aku menghembuskan tubuhku ke sofa, menghayalkan keberadaannya disisiku. Menatap rembulan nan jauh disana, mendengarkan suara alam dan merasakan betapa lembut angin membelai kulit. Namun, aku sadar, dia jauh di mata. Ingin ku rengkuh namun tangan tiada sampai, hanya batin di jiwa inilah yang