Filsafat Sebagai Ilmu Kritis
Selamat pagi... ^^
Assalamualaikum reader setia blogkuh... wkwkwk
dipagi buta ini alhamdulillah saya telah menyelesaikan salah satu amanah untuk mengisi web rayon, dan tak terkecuali saya juga akan memposting di blog saya tercinta tentunya,
mengingat diskusi semalem cukup berat, yakni tentang FILSAFAT, ,.. wedeeeww dengar namanya aja udah yang horor gimana gitu, but.. its simple guys.. karena ilmu kudu di upgrade tiap saat, so apsalahnya belajar sesuatu yang lebih ekstrim dan lebih tinggi lagi.. wkwkwk
Jadi, keep reading gaeesss,... andjangan lupa ngopi~
Diskusi merupakan satu hal yang tak bisa terlepas dari kehidupan mahasiswa,
terlebih bagi kaum pergerakan. Untuk terus mengupgrade dan membentuk
kader pergerakan yang kritis, kegiatan diskusi rutinan dengan tema yang relevan
dengan ranah pemikiran mahasiswa tentu merupakan kegiatan yang sangat tepat
untuk kemudian dijadikan sebagai agenda rutinan PMII RPG. Diskusi kali ini
mengupas tentang "Filsafat Sebagai Ilmu Kritis" yang dibawakan
oleh Bapak Dr. Moh. Anas, M. Phil.
Telah kita ketahui, bahwa sejak awal di Negara Barat telah
terjadi dikotomi antara agama dan filsafat. Sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuan yang sangat pesat di Negara Barat, pada mulanya mereka hanya
mengenal Teologis, dan kemudian berkembang menjadi Metafisik, dan baru kemudian
lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang menjadi cikal-bakal ilmu pengetahuan modern
saat ini. Berbeda dengan pandangan Islam, dimana Islam bukan memisahkan antara
agama dan filsafat dan juga ilmu pengetahuan, akan tetapi dalam islam kita
mengenal adanya Agama Teologis dan Agama Ilmu. Hal inilah yang kemudian
membedakan Filsafat Islam dengan Filsafat yang berkembang di barat.
Disampaikan oleh bapak Anas, bahwa jika saja kita mau
mengamati beberapa Universitas Islam Negeri, sedikit terpengaruh oleh paham
barat, dimana terjadi dikotomi antara agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.
Namun, adanya Pohon Ilmu yang berada di UIN Malang, dapat dijadikan sebagai
landasan dalam mengembangkan ilmu maupun belajar filsafat,kita ketahui bahwa
landasan dan sumber utama dari segala bentuk ilmu pengetahuan berasal dari
Tuhan yang dalam hal ini Agama, jadi antara filsafat, ilmu dan agama adalah
satu kesatuan yang saling melengkapi.
Why Important Think Philosophy?
Sebagian fiosof enggan menyebutkan filsafat sebagai cabang
ilmu pengetahuan, karena filsafat merupakan refleksi filosofis dari kehidupan
manusia. Secara fundamental filsafat memiliki makna rasional, dikupas secara
mendalam menggunakan akal dan pemikiran. Di dalam Islam, pemikiran secara
rasional diistilahkan dengan burhani (Logika Silogisme). Pada awal
munculnya filsafat, di Yunani juga berkembang mitologi atau mitos yang
menganut paham irasional, sehingga seringkali mitos ini bersaingan dengan
pemikiran filsafat yang rasional.
Yang menjadi pertanyaan untuk saat ini, masihkah mitos menjadi
musuh dalam kehidupan manusia? Jika hal ini masih terjadi dapat dipastikan
bahwa manusia modern pada hakikatnya masih memiliki pemikiran yang sangat
klasik. Mengapa demikian, karena dalam pemikiran klasik pada zaman dahulu,
mayoritas masyarakat memercayai dan mendewakan mitos dan takhayul. Sedangkan,
di era modern ini pemikiran klasik lebih mengarah pada situasi atau keadaan
dimana akal terbelenggu oleh pemikiran mengenai mitos-mitos tersebut. Dalam
situasi ini peran mahasiswa khususnya insan pergerakan memiliki peran untuk
menggaungkan rasionalitas, dan membebaskan diri dari belenggu, yang kemudian
akan melahirkan pencerahan pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
Sebuah ironi yang belakangan ini marak menjadi perbincagan
di media sosial akan lahirnya agama baru yang bertuhankan Kecerdasan Buatan (Artificial
Intelligence). Lantas dalam keadaan seperti ini masihkah dapat dikatakan
relevan antara Filsafat,Sains(Ilmu), dan Agama. Sebagai insan pergerakan kita
dituntut untuk memiliki sikap kritis terhadap segala hal. Sikap kritis juga
merupakan komponen terpenting dalam filsafat. Seseorang dapat dikatakan
memiliki sikap kritis apabila dalam dirinya muncul keraguan atas sesuatu,
dengan selalu muncul rasa ingin tahu dan mempertanyakan kembali akan konsep yang
telah matang, dengan pertanyan mendasar (fundamental). Dengan sikap
kritis kita akan memiliki wilayah pemikiran yang otonom atau dapat dikatakan
kebebasan. Kondisi ini memiliki implikasi terhadap dengan tidak bergantung pada
pandangan orang lain dan mampu berfikir sendiri (Sapare Aude). Filsafat
bukanlah ilmu instan yang secara gamblang memberikan materi, namun filsafat
merupakan alat, tinggal bagaimana kita dapat memfungsikan alat tersebut untuk
menganalisis setiap persoalan dan permasalah yang muncul di masyarakat.
Dengan memiliki pemikiran yang rasional serta sikap kritis tentu akan tercipta
insan pergerakan yang memiliki kepribadian yang terbebas dari belenggu
pemikiran klasik(mitos).
Dan begitulah dulu tulisan kali ini..
karena mimin lagi mau OTW bobok cantiks,
Tapi tetap, tangan terkepal dan maju kemuka,
keep reading gaeess...
Nb: Tulisan ini telah diposting di https://pmiigalileo.com/?p=1817 sebagai salah satu bentuk peran aktif penulis sebagai anggota PMII Rayon Pencerahan "Galileo"
The 22nd Black Hawk casino opens to public on Sept. 15
BalasHapusLAS VEGAS (AP) 안성 출장안마 — The 21st Black Hawk casino opened on Thursday. The 전라북도 출장마사지 casino, located in LAS VEGAS on 서산 출장샵 Monday, was 아산 출장샵 the 구리 출장마사지 first Native American casino