Mencetak Generasi Ulul Albab Sejati Melalui Pendidikan Berbasis Life Long Education
@net |
Assalamualaikum.. :)
Selamat pagi, pembaca setia blog saya..
Awali pagi anda yang cerah dengan membaca,
karena membaca akan menjadikan pikiran anda lebih terbuka..^^
Soo, in this morning I will tell you about education,
Pendidikan yang seperti apakah yang ideal untuk generasi saat ini?
Untuk lebih jelasnya langsung aja.... ~
Pemuda merupakan generasi yang
menjadi identitas potensial masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan
bangsa sekaligus menjadi sumber pembangunan bangsa, hal ini menjadikan pemuda
sebagai harapan bangsa di masa yang akan datang. Peran pemuda juga memiliki
pengaruh kuat terhadap lahirnya beragam inovasi salah satunya dalam bidang
pendidikan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan merupakan tonggak
utama perubahan bangsa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Di Indonesia sendiri
pendidikan seakan memiliki sekat dan batasan batasan tersendiri dengan jenjang-jenjang
yang telah kita ketahui bersama mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
terakhir jenjang universitas yang paling tidak berakhir pada gelar Doktor (S3)
atau gelar tertinggi setingkat profesor, dan kemudian berakhir sampai disana
saja kemudian sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan belajar dan
memperdalam ilmu pengetahuan.
Dalam Islam mereka-mereka yang tengah memperdalam ilmu diistilahkan
dengan julukan Ulul Alba, mereka adalah para pemegang tombak perubahan
yang memiliki ilmu serta menjunjung tinggi ketaatan terhadap agama dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Istilah Ulul Albab ini
termaktub dalam Al-Quran yakni surah Ali-Imraan ayat 190-191:
Artinya: “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”[1]
Kedua
ayat ini masuk dalam kelompok penutup surat Ali ‘Imron. Dalam ayat ini Allah
SWT menguraikan sekelumit dari penciptaan-Nya itu serta memerintahkan agar
memikirkannya. Sesuai dengan tujuan utama surat Ali ‘Imron diturunkan adalah
untuk membuktikan tentang tauhid, keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Hakikat ini
kembali ditegaskan pada ayat ini dan ayat yang akan datang. Salah satu dari
bukti kebenaran hal tersebut adalah mengundang manusia untuk berpikir, karena
sesungguhnya dalam penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa seperti
matahari, bulan dan jutaan gugusan bintang yang terdapat di langit atau dalam
pengaturan sistem kerja langit yang 1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, hlm. 76. 2 sangat teliti serta kejadian dan perputaran bumi pada
porosnya yang melahirkan silih bergantinya malam dan siang, perbedaannya baik
dalam masa, maupun dalam panjang dan pendeknya terdapat tanda-tanda kemahakuasaan
Allah SWT bagi ulul Albab yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni.[2]
Sehingga
untuk membentuk generasi bangsa terbaik maka diperlukan spirit Ulul Albab pada
masing-masing pribadi, yang akan berdampak pada meningkatnya scientific
spirit pada semua lapisan masyarakat. Setelah terbentuk pribadi Ulul Albab,
selanjutnya perlu ditanamkan bahwa agama telah mewajibkan seluruh manusia tanpa
membedakan gender untuk menuntut ilmu yang dijelaskan dalam Hadist
Rasulullah SAW:
“Rasulullah
SAW, bersabda: Menuntut ilmu itu hukumnya fardlu (wajib) atas setiap muslim,
baik laki-laki maupun perempuan.”[3]
Sehingga dalam menuntut ilmu tidak ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan untuk meningkatkan pendidikan mereka. Sehingga
seluruh komponen akan memiliki kecintaan pada ilmu pengetahuan. Namun, telah
dipaparkan di atas bahwa setiap mereka yang memperdalam ilmu pengetahuan
memberikan sekat dari segi usia, dan memiliki batasan-batasan sesuai jenjang
yang telah diterapkan dalam dunia pendidikan. Padahal jika kita merujuk pada
salah satu hadist Rasulullah yakni:
Artinya:
“ Tuntutlah dari ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.” (H.R. Bukhori)[4]
Dari
sini dapat kita simpulkan bahwa dalam memperdalam pendidikan tidak ada batasan
atau sekat-sekat yang dapat mempersempit pemikiran kita tentang hakikat
pendidikan. Dengan mengkaji Hadist tersebut kemudian muncullah istilah
pendidikan berbasis life long education, yang memiliki arti pendidikan
seumur hidup. Konsep pendidikan ini juga mengacu pada berkembangnya ilmu
pengetahuan modern yang menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan
penguasaan kemampuan terus-menerus.
Menuntut
ilmu memang bukan kewajiban yang ditentukan waktunya seperti salat dan puasa,
tapi justru merupakan kewajiban sepanjang hayat. Hadis Nabi Saw. menyebutkan,
“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Wajarlah jika Rasulullah
berkata, “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat“. Dengan terbiasa
mengambil pelajaran dari seluruh kegiatan, kita bisa mendapatkan banyak
keterampilan. Hal inilah yang bisa membuat kita lebih unggul modal keterampilan
hidup tersebut kita akan siap menghadapi perubahan yang begitu cepat dalam
dunia ini.
Dengan adanya
konsep pendidikan ini akan membuat masyarakat sadar bahwasanya pendidikan tidak
hanya monoton dalam ruang kelas namun juga dalam lingkungan dan kehidupan
sehari-hari. Keadaan ini nantinya akan berakibat terhadap banyaknya generasi
indonesia yang cinta akan ilmu pengetahuan, yang memiliki dampak besar terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini dan yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
As’ad,
H.Aliy.1978. Bimbingan bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan. Kudus: Menara
Kudus
Departemen
Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Bandung: PT Sygma Examedia Arkaleema
Shihab,
M. Quraish. 2005. Tafsir Al- Misbah. Jakarta: Lentera Hati
[1] Departemen
Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
(Bandung: PT Sygma Examedia Arkaleema, 2009) hlm.76.
[2] M.
Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), hlm. 306.
[3] H.Aliy
As’ad, Bimbingan bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan (Kudus: Menara kudus,1978)
hlm.5
[4] H.Aliy
As’ad, Bimbingan bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan (Kudus: Menara kudus,1978)
hlm.6
Komentar
Posting Komentar